IP

Kamis, 21 Juni 2012

Mazda 323 Astina 1992 Pemicu Adrenalin Sang Off-Roader



 
JAKARTA - Ada banyak orang memiliki multi hobi alias tak hanya fanatik akan satu hal yang disenangi. Torro bisa menjadi contoh nyata di kalangan anggota Mazda Astina Indonesia.

Pria paruh baya yang masih berjiwa muda ini tak hanya doyan ngoprek Mazda 323 Astina kesayangannya. Lebih dari itu, Torro juga penggemar Harley-Davidson dan besutan pelahap lumpur alias jip.

Baginya memiliki banyak 'peliharaan' justru bisa membuatnya awet muda. Tak heran bila Torro terlihat akrab dan mudah berbaur dengan member Mazda Astina lainnya.

Cerita punya cerita, alasan kepincut dengan Astina lantaran bentuk dan desain sedan yang sangat sporty. Terlepas dari head lamp yang bisa naik turun layaknya sport car sejati, mesin BP yang diusung memang terkenal galak di kelasnya.

Maklum saja, Torro memang tak bisa lepas dari dunia yang sarat adrenalin. “Mau main jip saat itu lagi bosan dan Harley-Davidson  kesayangannya lebih banyak dikerudungi,” kelakar Torro.

Makanya saat bisa memboyong Astina second hand dalam kondisi utuh, sudah banyak rencana terlintas di dalam benaknya. “Paling  pertama adalah mengembalikan ciri khas sport dalam baluran warna cerah,” papar pria bertubuh atletis ini.Bengkel LA Custom di bilangan Lenteng Agung yang sudah menjadi langgganannya sejak lama mendapat proyek cat satu bodi. Warna merah solid menyala layaknya cabai menjadi pilihan utama.

Kaki-kaki dan suspensi dibuat paten dengan seperangkat sokbreker gas dan per keong progresif yang sudah dibuat sedikit lebih pendek. “Kalau mobil ceper mampus, nanti enggak enak sama member yang masih muda-muda,” kekeh Torro yang doyan guyon ini.

Termasuk dalam paket kaki-kaki, karet mounting support sokbreker anyar dan 4 buah pelek racing Works 15 inci bernuansa billet yang dipadu ban Champiro HPY yang dijadikan kuncian saat berkecepatan tinggi.

Jadi makin penasaran untuk melongok kabin mesin tempat mesin BP terbaring. “Saya enggak banyak oprekan untuk mesin karena basicnya sudah kencang,” jelas Torro. Paling sebatas porting/polishing dan ganti header.
In car Entertainment
Tak ketinggalan car entertainment ikut dijejali sebagai pelepas penat seusai kerja atau menjadi hiburan bagi anaknya saat ikut di dalam mobil. Monitor TV in-dash 7 inci yang terpasang di depan dan sekaligus sebagai head unit, ternyata tak sendirian karena sepasang head rest monitor 5 inci bisa diintip untuk memanjakan penumpang di jok belakang.

Tak cuma itu, layaknya sebuah in car entertainment lengkap, Torro juga membangun sistem audio beraliran sound quality yang hampir menghabiskan volume bagasi belakang.

Mulai dari subwoofer JBL 10 inci, mid range speaker Pioneer 2-way, tweeter dan power amplifier Sound Stream berkemampuan besar terlihat serasi di buritan mobil, lengkap dengan sepasang capacitor bank yang dipasang persis di belakang head rest jok belakang.  (mobil.otomotifnet.com)

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons